Gen Z di Kantor: Energi Nambah atau Pusingnya Nambah?. Perhatikan Caranya.

Gen Z di kantor, sebenarnya bisa menjadi energi besar. Namun banyak yang malah menambah kepusingan. Tergantung cara menanganinya. Pelajari lengkapnya disini.

PEOPLE DEVELOPMENT

Dian Mukti Wicaksono, LCPC

6/3/20252 min read

two women sitting in front of white table
two women sitting in front of white table

Kerasa gak, Satu per satu mulai masuk kantor ?

Sebutannya, Gen Z.

Umurnya awal 20-an.

Gayanya beda.

Caranya kerja juga beda. Apalagi dibandingkan ama manajer-manajernya yang Y, X, atau bahkan Boomer.

Senyumnya apa adanya, cenderung gak dibuat-buat — tapi jangan salah, komentarnya pedas.

Kadang gak diduga oleh seniornya.

Suatu ketika saya dapet curhatan dr para manajer (yang kebetulan Y dan X),

“Anak-anak ini cepat, tapi maunya juga cepat-cepat pulang.”

“Kalau dikasih tugas, yang ditanya duluan: ‘tujuannya apa, ya?”

Kadang, memang bikin gemas sih.

Kadang juga,… bikin pening apalagi kalo pas kita maunya cepet.

Dulu, anak baru disuruh ya disuruh.

Sekarang, ditanya balik. Pening, ya?

Tapi Ada Energi yang Tidak Kita Sadari

Memang mereka tidak selalu sopan (dalam versi lama).

Gak peduli jabatan. Gak sungkan debat.

Tapi mereka ini cepat belajar.

Berani mencoba.

Punya naluri teknologi yang lebih cepat dari pendahulunya.

Dan…

Mereka tahu persis kapan harus bilang, “ini gak sehat buat saya.”

Atau mereka akan bilang, “toxic nih, daripada saya gila kerja disini, mending cabut”

Gen X yang ngelihat tingkahnya, “Ngawur nih bocah”

Bagi saya pribadi, karakter ini justru sebagai modal besar. Ya gak sih?

Menurut Saya Nih, Masalahnya Bukan di Gen Z-nya

Cara kita ngelatih, masih pake cara lama.

Disuruh ikut pelatihan 3 jam duduk diam, ya ngantuk.

Disuruh ikut seminar formal, ya sambil ngecek TikTok, Reels, atau hiburan lainnya.

Bisa jadi saat ikut seminar formal, mereka cari ilmu yang sama di TikTok.

Sambil scrolling, cari pembicara lain yang mudah dimengerti bahasanya.

Bukan karena mereka gak mau belajar.

Tapi karena cara belajarnya yang beda.

Gen Z Butuh Relevansi dan Ruang

Mereka tidak suka digurui.

Tapi suka ditantang.

Walaupun belum tentu mereka lebih jago.

Mereka tidak perlu diajari semua hal.

Tapi mereka perlu tahu “kenapa ini penting buat saya.”

Biasanya, dari situ mereka tergerak untuk memperkaya ilmu.

Mereka juga gak suka basa-basi.

Tapi sangat menghargai kejujuran.

Karena itu, pendekatan pelatihan harus berubah.

Harus interaktif.

Praktis.

Dan yang paling penting (saya bold ya), beri ruang untuk mereka bersuara.

Setelah itu, beri ruang juga mereka untuk mempraktikkan.

Kalo salah, kita tunjukkan salahnya dimana.

Yang intinya (saya bold lagi yaa), beri ruang untuk kepercayaam untuk mencoba dan berperan.

Success Story Pelatihan Kami Dengan Audience Para Gen Z

Kalau kami mengadakan pelatihan khusus untuk karyawan baru yang biasanya para Gen Z, biasanya pakai pendekatan kolaboratif.

Tidak melulu teori.

Tidak terlalu formal.

Tapi tetap punya arah.

Punya dampak.

Punya ruang untuk diskusi, eksplorasi, dan refleksi.

Karena mereka gak suka digurui, maka kami temani meraka.

Termasuk, sampai turun ke lapangan, kami temani.

Saya sih percaya banget ya,

“Kalau pendekatannya pas, Gen Z bukan beban. Tapi percepatan untuk perusahaan.” :)

---

Diskusi untuk pengembangan perusahaanmu?

Silahkan chat admin untuk jadwal konsultasi, atau gabung WA Grup aja yuk.